Pura Mandaragiri Semeru Agung adalah pura yang paling dituakan oleh masyarakat Hindu. Hampir tiap hari ada masyarakat Bali yang berdoa di pura ini. Apalagi di hari-hari libur, berbondong-bondong warga Bali berkunjung kesini. Puncaknya saat piodalan
(ulang tahun Pura) sekitar bulan Juli, ribuan Masyarakat Bali
membanjiri ke kawasan ini untuk berdoa dan menampilkan kesenian-kesenian
Bali.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
Perkebunan Teh Kertowono Gucialit Lumajang
Agro wisata Perkebunan Teh Kertowono
terletak di Desa Gucialit Kecamatan Gucialit, sekitar dua puluh
kilometer dari pusat Kota Lumajang. Anda akan melihat hamparan kebun teh
yang sangat luas, dan Pabrik Teh peninggalan Belanda yang masih beroperasi dengan baik.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
Puncak B-29 Argosari Senduro Lumajang
Puncak B-29 Argosari adalah puncak tertinggi dikawasan lautan pasir Bromo dengan ketinggian 2900 meter dpl. Terletak disisi tenggara Gunung Bromo,
Pemandangan yang indah dan udara dingin ditambah hamparan tanaman khas
dataran tinggi berupa bawang pre, kubis, kentang dan wortel sehingga
menjadikan kawasan obyek ini sangat menawan. Terletak di desa Argosari,
kec. Senduro sekitar empat puluh kilometer dari pusat kota Lumajang.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
#Ranu Kumbolo, Ranu Pane, Ranu Regulo
Ranu Kumbolo, Ranu Pane dan Ranu Regulo adalah tiga danau atau ranu yang terletak di lereng Gunung Semeru. Para pendaki yang akan ke puncak Semeru pasti melewati tiga danau ini. Dua danau yaitu Ranu Pane dan Ranu Regulo terletak di desa Ranu Pane lereng bawah dan merupakan awal pendakian. Satu lagi yaitu Ranu Gumbolo terletak di lereng atas setelah perjalanan lima jam dari Ranu Pane.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
Wisata Situs Biting Lumajang
Situs Biting merupakan situs arkeologis yang terletak di desa Kutorenon, Sukodono.
Situs ini peninggalan dari kerajaan Lamajang dan tersebar di atas
kawasan seluas sekitar 135 hektar. Bangunan yang paling mengesankan
adalah bekas tembok benteng dengan dengan panjang 10 kilometer, lebar 6
meter dan tinggi 10 meter. Kawasan Situs Biting adalah sebuah kawasan ibu kota kerajaan Lamajang Tigang Juru
yang dipimpin Prabu Arya Wiraraja yang dikelilingi oleh benteng
pertahanan dengan tebal 6 meter, tinggi 10 meter dan panjang 10 km.
Hasil penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 1982-1991, Kawasan
Situs Biting memiliki luas 135 hektar yang mencakup 6 blok/area
merupakan blok keraton seluas 76,5 ha, blok Jeding 5 ha, blok Biting
10,5 ha, blok Randu 14,2 ha, blok Salak 16 ha, dan blok Duren 12,8 ha.
Dalam Babad Negara Kertagama, kawasan ini disebut Arnon dan dalam
perkembangan pada abad ke-17 disebut Renong dan dewasa ini masuk dalam
desa Kutorenon yang dalam cerita rakyat identik dengan “Ketonon” atau
terbakar.
Nama Biting sendiri merujuk pada kosa kata Madura bernama “Benteng”
karena daerah ini memang dikelilingi oleh benteng yang kokoh Pada tahun
1995 di Kawasan Situs Biting mulai dibangun Perumnas Biting yang tentu
saja banyak merusak peninggalan Sejarah (Situs) yang ada. Namun anehnya
pihak-pihak terkait yaitu Balai Pelstarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Jawa Timur yang merupakan lembaga penyelamat seolah diam melihat
perusakan ini sehingga lebih kurang 15 Hektar kawasan ini rusak oleh
pembangunan ini.
Advokasi Pelestarian oleh Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit
Timur (MPPM Timur) Pada tahun 2010 berdasarkan lahir sebuah Lembaga
Swadaya Masyarakat bernama Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur
(MPPM Timur) melakukan advokasi pelestarian Situs Biting. Setelah itu
juga Komunitas Mahasiswa Peduli Lumajang (KMPL) bergerak dalam advokasi
ini dan kemudian juga elemen masyarakat lokal Biting juga mulai sadar
akan peninggalan sejarah yang ada di wilayahnya. Advokasi yang dilakukan
oleh para pelestari Situs Biting telah melahirkan berbagai event
seperti Napak Tilas yang telah digelar selama 2 kali berturut-turut,
lomba lukis benteng maupun seminar Nasional. Untuk acara Napak Tilas
kemudian menjadi agenda resmi Pariwisata Jawa Timur dari Kabupaten
Lumajang yang akan diadakan setiap bulan juni. Pelestarian Situs Biting
di Lumajang Jawa Timur merupakan contoh bagi para pecinta dan pelestari
sejarah dimana LSM, mahasiswa maupun masyarakat telah bahu-membahu
melakukan sosialisasi maupun advokasi terhadap peninggalan sejarah.yang ada.