PEMERINTAH KABUPATEN
LUMAJANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 LUMAJANG BIDANG
KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI INFORMATIKA KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI
REKAYASA Jalan
HOS Cokroaminoto No.161 Telp. (0334) 881866 Fax. (0334) 881866
LUMAJANG 67311
2015
Pendahuluan
Teknologi nirkabel saat
ini berkembang sangat
pesat karena telah hadir juga teknologi informatika dan komunikasi yang
pesat pula. Computer, notebook, PDA,
Pura Mandaragiri Semeru Agung adalah pura yang paling dituakan oleh masyarakat Hindu. Hampir tiap hari ada masyarakat Bali yang berdoa di pura ini. Apalagi di hari-hari libur, berbondong-bondong warga Bali berkunjung kesini. Puncaknya saat piodalan
(ulang tahun Pura) sekitar bulan Juli, ribuan Masyarakat Bali
membanjiri ke kawasan ini untuk berdoa dan menampilkan kesenian-kesenian
Bali.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
Perkebunan Teh Kertowono Gucialit Lumajang
Agro wisata Perkebunan Teh Kertowono
terletak di Desa Gucialit Kecamatan Gucialit, sekitar dua puluh
kilometer dari pusat Kota Lumajang. Anda akan melihat hamparan kebun teh
yang sangat luas, dan Pabrik Teh peninggalan Belanda yang masih beroperasi dengan baik.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
Puncak B-29 Argosari Senduro Lumajang
Puncak B-29 Argosari adalah puncak tertinggi dikawasan lautan pasir Bromo dengan ketinggian 2900 meter dpl. Terletak disisi tenggara Gunung Bromo,
Pemandangan yang indah dan udara dingin ditambah hamparan tanaman khas
dataran tinggi berupa bawang pre, kubis, kentang dan wortel sehingga
menjadikan kawasan obyek ini sangat menawan. Terletak di desa Argosari,
kec. Senduro sekitar empat puluh kilometer dari pusat kota Lumajang.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
#Ranu Kumbolo, Ranu Pane, Ranu Regulo
Ranu Kumbolo, Ranu Pane dan Ranu Regulo adalah tiga danau atau ranu yang terletak di lereng Gunung Semeru. Para pendaki yang akan ke puncak Semeru pasti melewati tiga danau ini. Dua danau yaitu Ranu Pane dan Ranu Regulo terletak di desa Ranu Pane lereng bawah dan merupakan awal pendakian. Satu lagi yaitu Ranu Gumbolo terletak di lereng atas setelah perjalanan lima jam dari Ranu Pane.
by TOUR IN LUMAJANG IS JAVA
Wisata Situs Biting Lumajang
Situs Biting merupakan situs arkeologis yang terletak di desa Kutorenon, Sukodono.
Situs ini peninggalan dari kerajaan Lamajang dan tersebar di atas
kawasan seluas sekitar 135 hektar. Bangunan yang paling mengesankan
adalah bekas tembok benteng dengan dengan panjang 10 kilometer, lebar 6
meter dan tinggi 10 meter. Kawasan Situs Biting adalah sebuah kawasan ibu kota kerajaan Lamajang Tigang Juru
yang dipimpin Prabu Arya Wiraraja yang dikelilingi oleh benteng
pertahanan dengan tebal 6 meter, tinggi 10 meter dan panjang 10 km.
Hasil penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 1982-1991, Kawasan
Situs Biting memiliki luas 135 hektar yang mencakup 6 blok/area
merupakan blok keraton seluas 76,5 ha, blok Jeding 5 ha, blok Biting
10,5 ha, blok Randu 14,2 ha, blok Salak 16 ha, dan blok Duren 12,8 ha.
Dalam Babad Negara Kertagama, kawasan ini disebut Arnon dan dalam
perkembangan pada abad ke-17 disebut Renong dan dewasa ini masuk dalam
desa Kutorenon yang dalam cerita rakyat identik dengan “Ketonon” atau
terbakar.
Nama Biting sendiri merujuk pada kosa kata Madura bernama “Benteng”
karena daerah ini memang dikelilingi oleh benteng yang kokoh Pada tahun
1995 di Kawasan Situs Biting mulai dibangun Perumnas Biting yang tentu
saja banyak merusak peninggalan Sejarah (Situs) yang ada. Namun anehnya
pihak-pihak terkait yaitu Balai Pelstarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Jawa Timur yang merupakan lembaga penyelamat seolah diam melihat
perusakan ini sehingga lebih kurang 15 Hektar kawasan ini rusak oleh
pembangunan ini.
Advokasi Pelestarian oleh Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit
Timur (MPPM Timur) Pada tahun 2010 berdasarkan lahir sebuah Lembaga
Swadaya Masyarakat bernama Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur
(MPPM Timur) melakukan advokasi pelestarian Situs Biting. Setelah itu
juga Komunitas Mahasiswa Peduli Lumajang (KMPL) bergerak dalam advokasi
ini dan kemudian juga elemen masyarakat lokal Biting juga mulai sadar
akan peninggalan sejarah yang ada di wilayahnya. Advokasi yang dilakukan
oleh para pelestari Situs Biting telah melahirkan berbagai event
seperti Napak Tilas yang telah digelar selama 2 kali berturut-turut,
lomba lukis benteng maupun seminar Nasional. Untuk acara Napak Tilas
kemudian menjadi agenda resmi Pariwisata Jawa Timur dari Kabupaten
Lumajang yang akan diadakan setiap bulan juni. Pelestarian Situs Biting
di Lumajang Jawa Timur merupakan contoh bagi para pecinta dan pelestari
sejarah dimana LSM, mahasiswa maupun masyarakat telah bahu-membahu
melakukan sosialisasi maupun advokasi terhadap peninggalan sejarah.yang ada.
Air Terjun Madakaripura adalah salah satu air terjun di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 200 m dan berbentuk ceruk yang dikelilingi tebing-tebing yang menjulang tinggi yang meneteskan air membentuk tirai pada seluruh bidang tebingnya seperti layaknya sedang hujan, 3 di antaranya bahkan mengucur deras membentuk air terjun lagi. Ada sekitar lima terjunan air di lokasi ini dengan air terjun utama berada di ujung sebuah ruangan berbentuk lingkaran berdiameter sekitar 25 m. Di balik air terjun utama terdapat sebuah goa dimana untuk mencapainya sangat sulit karena harus melewati kolam air seluas 25 m2 yang ada tepat di bawah air terjun tersebut. Kedalaman kolam ini sekitar 7 m dan memiliki arus air yang sangat deras. Menurut penduduk setempat nama Madakaripura berarti ‘tempat terakhir’ yangdiambil dari cerita pada jaman dahulu, konon Patih Gajah Mada menghabiskan akhir hayatnya dengan bersemedi di lokasi air terjun ini (di sebuah goa di air terjun utama tersebut). Cerita ini didukung dengan adanya arca Gajah Mada di tempat parkir area tersebut. Lokasi Terletak di Desa Sapeh, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur.
Aksesbilitas Berjarak
sekitar 5 km dari lintas jalan raya menuju Bromo atau sekitar 45 menit
waktu tempuh dari lokasi wisata Gunung Bromo ke arah Probolinggo (ke
Utara). Jika dari pusat kota kabupaten Probolinggo sekitar 30 km.
Lokasi air terjun ini bisa dicapai dengan kendaraan pribadi atau mobil
sewaan (dari Probolinggo menyewa Panther Rp 150.000,- pp + supir,
12/2003) dengan kondisi jalan berkelok kelok dan sudah beraspal muluis
akan tetapi sedikit sempit.
Jika perjalanan datang dari arah
Probolinggo maka sesampai di Desa Sukapura akan ditemui pertigaan yang
ditandai dengan plang besar. Jika ke ke kiri ke arah Gunuing Bromo dan
yang ke kanan ke arah lokasi Air Terjun Madakaripura. Jarak dari
pertigaan ini masih sekitar 4 km hingga tiba di pintu masuk lokasi air
terjun.Sebelumnya masih ditemui pertigaan lagi sebelum tiba di pintu
masuk dan ambil belokan ke kanan.
Sesampainya di pintu gerbang
dan masuk ke area parkir perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki
kurang lebih 1 km melewati jalan setapak yang sebagian sudah cor
sebagian tidak karena hilang terbawa longsor, dan menyeberangi sungai.
Untuk menuju kesana sebaiknya menggunakan jasa pemandu, hal ini
dikarenakan jalan menuju kesana cukup berat medannya. Di tambah lagi di
lokasi ini sering terjadi banjir dan longsor. Para pemandu ini,
umumnya penduduk lokal, banyak ditemui di area sekitar parkiran dan
mereka biasanya langsung menawarkan diri, Ongkos pemandu sekitar Rp
50000 sekali jalan.
Mendekati lokasi air terjun akan ditemui
beberapa warung penjual makanan dan minuman serta penyewaan payung.
Bagi yang tidak ingin berbasah basahan akibat terkena siraman guyuran
air terjun dapat menyewa payung ini. Tiket dan Parkir Tiket masuk Rp 3000 per orang. Fasilitas dan Aomodasi Tersedia
cukup banyak warung yang menjajakan makanan dan minuman di dekat area
wisata ini. Fasilitas lain juga tersedia seperti kamar mandi yang cukup
bersih, mesjid dan tempat parkir. @armikoi57.blogspot.com